Lulus Cepat dengan Prestasi Gemilang, PBSI UMK Cetak Calon Guru Profesional dan Berkualitas

KUDUS, kudusnet.com – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus (UMK) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon guru profesional dan berkualitas. Pada Wisuda ke-74 UMK yang digelar Kamis (22/5/2025), sebanyak 12 mahasiswa PBSI resmi diwisuda, dengan 11 di antaranya berhasil lulus lebih cepat dari masa studi normal, yaitu hanya dalam waktu 3,5 tahun.
Salah satu yang menonjol adalah Alifia Ahwal Zakiyyah, yang berhasil meraih predikat lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurnaya yaitu 4,0. Ia menyelesaikan studinya melalui skema skripsi dan publikasi ilmiah.
“Tujuan saya memang lulus dalam 3,5 tahun. Saya tanamkan niat kuat sejak awal dan berusaha gigih, pantang menyerah menyelesaikan skripsi. Dengan kerja keras dan dukungan dosen, alhamdulillah saya bisa meraihnya,” ungkap Alifia.
Tak hanya unggul secara akademik, mahasiswa PBSI UMK juga dibekali pengalaman lapangan. Selama kuliah, Alifia menjalani magang penyiaran di Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta dan magang jurnalistik di Suara Merdeka Semarang. Ia juga aktif dalam kegiatan podcast PBSI UMK.
Pengalaman serupa diraih oleh Isna Fatkhur Rohmah atau yang akrab disapa Nafa, lulusan cepat lainnya yang tak kalah berprestasi. Ia pernah mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di sebuah kampus di Makassar dan menjalani magang di internal Prodi PBSI UMK. Nafa bahkan berhasil meraih medali emas (gold medal) pada ajang internasional World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) yang digelar di Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan.
“Lulus cepat bukan berarti instan. Kami tetap dibekali teori dan praktik langsung yang relevan. Saya bersyukur bisa mendapat banyak pengalaman, termasuk prestasi internasional. Itu semua membentuk saya menjadi calon guru yang lebih siap,” ujar Nafa.
Kepala Program Studi PBSI UMK, Dr. Muhammad Noor Ahsin, M.Pd., mengapresiasi capaian Alifia dan Nafa sebagai contoh nyata keberhasilan implementasi kebijakan Merdeka Belajar di lingkungan kampus.
“PBSI UMK membuka tiga jalur kelulusan, yaitu melalui skripsi, publikasi artikel ilmiah, dan penulisan novel. Ini memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk berkembang sesuai minat dan potensi mereka,” jelas Ahsin.
Ia juga menegaskan bahwa meski mahasiswa diberi kesempatan untuk lulus cepat, kualitas lulusan tetap menjadi prioritas utama. Mahasiswa dibekali berbagai soft skill dan kompetensi praktis yang menunjang kesiapan mereka sebagai pendidik profesional.
“Lulusan PBSI UMK tidak hanya cepat, tapi juga kompeten. Mereka siap menjadi guru Bahasa Indonesia yang adaptif, kreatif, dan mampu bersaing di era modern,” pungkasnya. (Red)