Kuliah Tamu PBSI UMK, Miftakhulkhairah Anwar Bahas Permainan Bahasa

KUDUS, suaindonesia.com– Teks bukan hanya sekadar simbol bunyi empiris, tetapi teks adalah jaringan simbolistik yang terhubung oleh berbagai unsur. Oleh karena itu, memaknai teks bukan sekadar memaknai makna leksikal dan gramatikal, tetapi melibatkan banyak aspek, seperti penalaran, verifikasi, tindakan bahasa. Berbahasa merupakan suatu bentuk permainan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Miftakhulkhairah Anwar, M.Hum., selaku narasumber dalam Kuliah Tamu yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) secara daring melalui zoom meeting, pada Senin (20/01/2025).
Kuliah Tamu tersebut mengangkat tema Memaknai Teks Perspektif Permainan Bahasa. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa PBSI UMK Semester 1, 3, 5, dan semester 7.
Miftakhulkhairah menyampaikan bahwa teori Language Game (permainan bahasa) merujuk pada teori yang disampaikan oleh Ludwig Wittgenstein. Untuk mengaplikasikan analisis permainan berbahasa perlu menerapkan urutan enam aspek.
“Untuk Mengaplikasikan analisis permainan Bahasa perlu menerapkan enam aspek. Pertama menentukan teks yang akan dianalisis, untuk semua jenis teks bisa. Misal teks iklan. Kajian Bahasa dan sastra bisa syaratnya ada unsur verbal. Kedua, mendeskripsikan teks. Ketiga memahami aturan permainan teks. Keempat menyelidiki aspek gramatikal. Kelima melakukan pemaknaan mendalam, dan keenam melakukan refeksi kritis teks,” kata Miftakhulkhairah, dosen Magister Ilmu Linguistik terapan Universitas Negeri Jakarta, Senin (20/01/2025).
Beliau menyarankan bahwa, dalam meneliti bahasa, khususnya S1 PBSI coba lakukan kajian-kajian yang sifatnya variatif. Misalnya menganalisis teks permaian bahasa. Analisis permainan bahasa menarik untuk dikaji. Jangan melakukan penelitian yang berulang-ulang dan sudah sering dilakukan.
“Misalnya melakukan penelitian permainan bahasa seperti mengkaji teks iklan. Misal teks iklan kosmetik. Seperti iklan Pond’s. Di dalam iklan itu ada teks berikut, POND’S flawless white membuat kulit tampak putih, noda hitam dan bekas jerawat berkurang secara nyata hanya dalam 7 hari,” katanya.
“Apabila diamati,” kata Miftakhulkhairah, “Bahasa dalam iklan tersebut berjenis afirmatif persuasif berpola SPO, (S) (P) O K. Yang menarik diamati adalah unsur Keterangan, yaitu hanya dalam 7 hari. Secara struktur, frasa hanya dalam 7 hari mewatasi noda hitam dan bekas jerawat.”
Beliau menganalisis bahwa, teks iklan tersebut, karena struktur kalimat dibuat secara koordinatif dengan pelesapan S dan P, maka makna yang terbangun seolah-olah menunjukkan bahwa dalam waktu 7 hari, Pond’s mampu membuat kulit tampak putih dan mengurangi noda dan bekas jerawat. Padahal, frasa 7 hari hanya mewatasi noda hitam dan bekas jerawat, bukan kulit tampak putih.
“Secara tidak sadar kita. Ada pertarungan antara kulit hitam dan kulit putih. Secara tidak sadar kita dipaksa mengakui kulit putih itu lebih cantik dari kulit hitam. Jadi sebenarnya ada permainan rasisme dalam iklan itu. Maka dari itu, kita perlu mengkritisi teks agar kita memahami makna secara esensial,” tutur Miftakhulkhairah.
“Semoga acara kuliah tamu ini dapat bermanfaat. Serta semoga acara yang positif ini dapat memberikan pemahaman tentang analisis bahasa kepada mahasiswa, serta mampu meningkatkan sikap positif, dan keterampilan berbahasa mahasiswa,” pungkas Dr. Irfai Fathurohman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PBSI FKIP UMK. (Noor Ahsin)