ads

kudusnet.com

Informasi Lugas dan Terpercaya

MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH WARGA DESA KALIPUTU MERAYAKAN TRADISI KIRAB TEBOKAN JENANG

Kudusnet.com
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Membicarakan tentang kearifan lokal di Kudus memang tidak ada habisnya, selain kuliner khasnya, Kudus juga terkenal dengan tradisi budayanya.

Dalam rangka menyambut satu sura, warga Desa Kaliputu di Kudus punya satu tradisi yang khas.

Setiap tahun baru Hijriah atau orang Jawa menyebutnya satu sura, masyarakat Kudus mempunyai satu tradisi yang khas. Tradisi yang diadakan di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus itu bernama kirab tebokan jenang.

Dalam tradisi itu, warga berbaur dan memamerkan hasil kreativitas mereka dalam menghias dan membentuk jenang. Jenang-jenang itu mereka susun di atas tebokan atau tempat jenang yang terbuat dari anyaman bambu besar berisi jenang.

https://cdn.murianews.com/wp-content/uploads/2022/07/30165239/kirab-tebokan-e.jpg

Biasanya kirab tebokan ini dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, diikuti oleh ratusan peserta mulai dari anak-anak, remaja, dan orang tua yang membawa nampan berisi jenang yang dibentuk gunungan, jajan pasar, dan hasil bumi yang diarak dari Jalan Sosrokartono hingga sampai ke balai Desa Kaliputu.

Kirab tebokan ini juga dimeriahkan seni barong serta grup rebana. Sedangkan di sepanjang rute jalan yang dilalui rombongan kirab, dipadati oleh warga yang sudah menantikan kehadiran mereka sejak siang hari.

Setelah selesai kirab, gunungan jenang tersebut akan dibawa ke Balai desa untuk kemudian di doakan oleh tokoh masyarakat. Setelah selesai di doakan, warga setempat langsung berebut mengambil gunungan jenang tersebut.

Menurut panitia kirab “Tebokan” Desa Kaliputu, tradisi Tebokan merupakan simbol untuk mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih masyarakat di bidang usaha jenang yang selalu diperingati dengan peringatan Tahun baru Islam. Tebokan sendiri, berasal dari kata tebok yang berarti nampan untuk tempat meletakkan jenang.

Namun kirab tebokan di tahun ini, diakui memang tidak semeriah di tahun yang sebelumnya, karena selama dua tahun kirab ditiadakan menyusul pandemi COVID-19.

(ZFAN, SNO)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *