Kertomulyo Culture Festival sebagai Ruang Partisipasi dan Perayaan Budaya
Desa Kertomulyo merupakan desa yang terletak di ujung utara kabupaten Pati. Sehingga Desa Kertomulyo memiliki garis pantai dan area pertambakan yang cukup luas. Di area pemukimannya juga terdapat area sawah seperti desa pada umumnya. Selain dikenal sebagai masyarakat agraris, masyarakat kertomulyo juga kental dengan corak islami. Komunitas seni di Desa Kertomulyo telah melewati proses yang panjang dengan melawan berbagai stigma. Misalnya, ketika anak muda bermain gitar masih dianggap “nakal” bagi sebagian kalangan tua. Membuat karya 3 dimensi masih dianggap “haram” oleh sebagian tokoh. Peristiwa inilah yang kemudian membuat mereka takut di cap “nakal” dan “haram” oleh lingkungan sekitarnya. Sehingga upaya memperkenalkan seni cukup terhambat dengan pola pikir yang demikian.
Dengan hadirnya KCF 2021 yang memberi ruang berkembang bagi masyarakat seni di Kertomulyo, ternyata memberikan spirit optimisme diantara mereka. Melalui program KCF 2021, berbagai potensi alam, kesenian, kuliner, dan tradisi lokalpun mulai dikenal dan menjadi daya tarik bagi masyarakat luas. Sehingga KCF bisa merubah stigma buruk masyarakat terhadap kesenian. Bahkan menjadikan seni dan budaya menjadi keberdayaan masyarakat itu sendiri. KCF 2022 tahun ini diselenggarakan cukup panjang, 20-28 Agustus 2022, dan lebih semarak, karena bersamaan dengan agenda sedekah bumi. Kertomulyo Culture Festival (KCF) 2022 mengangkat tema “Susur Sisir Ilen-ilen” yakni menelusuri kembali kebudayaan yang ada di Kertomulyo. Kebudayaan adalah proses. Ia terus berkembang dan bergerak sehingga perlu untuk terus dibaca, dimaknai ulang, diuji, dan dihidupi. Semangat penelusuran budaya hadir sebagai kerangka utama dalam KCF2022.
Mulanya adalah program riset yang melakukan pencatatan, pembacaan, dan presentasi ulang terkait praktik dan pemaknaan kebudayaan di Kertomulyo. Melalui program pertunjukan, semangat ini diwujudkan dalam pembacaan bahwa para pelaku budaya juga merupakan agen pencatat yang kemudian menyusun koreografi sosial dan performativitasnya. Program kompetisi, pasar sendangan, festival ambengan bandeng, dihadirkan sebagai ruang partisipasi warga untuk turut serta melakukan pencatatan budaya. Sementara, semangat keberdayaan warga yang muncul dalam praktik keseharian yang senantiasa luput, coba dicatat dalam perayaan Kirab Budaya. Program pagelaran wayang kulit dan ketoprak dihadirkan sebagai rasa syukur dan “syarat” yang harus ada dalam sedekah bumi. Hasil pencatatan budaya dalam KCF 2022 direpresentasikan sebagai sumber pengetahuan dan sebagai pengalaman kebudayaan lokal . Sekaligus, sebagai semangat yang perlu ditularkan kepada seluruh masyarakat. Dengan sedikit membayangkan, bagaimana jika kebudayaan benar-benar menjadi bakal bekal yang sempurna untuk peradaban? Kertomulyo Culture Festival 2022 berharap agar masyarakat Desa Kertomulyo sendiri menjadi suatu komunitas Desa yang mempunyai pola pikir agar tidak takut dengan masalah kebudayaan yang akan menghadang. Maka dari itu, peerlu Pengembangan Kebudayaan dengan kesadaran penuh atas pengelolaan diri sendiri, agar menjadi masyarakat yang reaksioner dalam pengembangan potensi Seni, Tradisi, Ritus, dan Pengetahuan.