ads

kudusnet.com

Informasi Lugas dan Terpercaya

25 Tahun Suami Istri Menjadi Penjual Jajanan Tradisional

Kudusnet.com
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Purwanto (51) Sedang Mengolah Bahan Jajanan Tradisional Pada Senin (10/01/2022)

PATI, kudusnet.comJajanan tradisional sangatlah digemari semua kalangan. Mulai dari anak-anak, orang dewasa maupun lansia. Jajanan tradisional sangat sulit ditemukan untuk sekarang ini, beda dengan zaman dahulu. Karena zaman sekarang lebih banyak jajanan yang lebih modern. Seperti halnya yang dilakukan pasangan suami istri ini, Purwanto (51) dan Dewi Arum Kesmowati (41) yang telah menjual jajanan tradisional sejak tahun 1997. Sudah berjualan jajanan tradisional selama 25 tahun.

Beliau merupakan warga Desa Bajomulya, Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah. Tetapi banyak sekali perbedaan sebelum pandemi dan selama pandemi ini selama mereka berjualan. Menurut Pur (51) sapaan akrab di sekitar tempat tinggal, pandemi ini sangat menyusahkan untuk berjualan jajanan tradisional. Apalagi berjualannya saat malam hari.

“Kalau saat pandemi terbatas karena waktu, ya karena PPKM yang mengharuskan pukul 20.00 harus sudah tutup, sedangkan sebelum pandemi tidak ada batasan waktu untuk berjualan,” ujarnya kepada saya, Senin (10/01/2022).

Pur (51) menilai itu tidak masalah bagi jualannya karena jajanan yang dijualnya selalu habis terjual setiap malamnya. Sang istri Dewi (41) sapaan akrab di rumah yang selalu membantunya setiap pagi untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat jajanan tradisional. Mulai dari menggiling ketela, memarut kelapa, dan membuat adonan yang lain. Biasanya untuk menyiapkan itu semua kami berdua memulainya setelah salat Shubuh, itu semua untuk menghindari adanya kurang bahan atau yang lainnya. Jadi bisa mencari tambahan bahan. Semua jajanan yang akan kita jual biasanya sudah siap sejak pukul 14.00 WIB. Sore pukul 16.00 WIB berangkat menuju tempat berjualan.   

“Jajanan tradisional yang saya jual yakni ada Kue Putu, Klepon, dan Getuk Lindri,” ujar Dewi (41) kepada saya, Senin (10/01/2022).

Dewi (41) Sedang Membuat Adonan Klepon Pada Senin (10/01/2022)

Lokasi jualan jajanan tradisional ini sangatlah strategis. Berada di pusat kota tepatnya di Alun-alun Juwana, depan Masjid Besar Al-Mukarromah Juwana. Buka setiap pukul 17.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB selama pandemi. Pur (51) juga menjelaskan tentang perbedaan yang lain selama pandemi ini.

“Selama pandemi berkurang semuanya dari segi pengeluaran yang berupa omzet dan juga pemasukan yang berupa hasil jualan. Biasanya kami mengeluarkan modal sebesar Rp500.000 sebelum pandemi sedangkan selama pandemi ini hanya mengeluarkan modal sebesar Rp300.000 saja. Omzetnya sendiri cukup lah untuk mengembalikan modal,” ujar Dewi (41) sambil tertawa, Senin (10/01/2022).

Gerobak Untuk Berjualan Jajanan Tradisional

Harapan untuk kedepannya pandemi ini segera usai dan kitab isa hidup normal kembali. Khusus untuk orang-orang yang sedang kesusahan dalam pandemi ini untuk segera kembali bangkit. Bagi penjual sepeerti kami untuk segera kembali berjaya seperti dahulu, muali dari tidak ada aturan mulai dari waktu berjualan. Jadi kami semua tidak merasa takut karena harus berurusan dengan petugas Satpol PP maupun Kepolisian. (ECE)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *