ads

kudusnet.com

Informasi Lugas dan Terpercaya

Pengenalan Lingkungan Persekolahan Dilaksanakan Secara Tatap Muka

Kudusnet.com
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Muhammad Rizza Berfoto Bersama Siswa VIII A SMP N 2 BAE, Jumat (22/10/2021)

KUDUS, kudusnet.comPengenalan Lingkungan Persekolahan atau juga yang disebut PLP dilaksanakan secara tatap muka. Hal ini dilakukan karena telah menurunnya kasus positif Corona di kota Kudus. PLP ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat karena tidak ingin kasus postif di kota Kudus Kembali melonjak. PLP ini sendiri bertujuan untuk membangun landasan jati diri pendidik atau tenaga kependidikan serta memperoleh pemahaman dan keterampilan mengenai pemanfaatan sarana prasarana, praktik kepemimpinan efektif, dan kultur lembaga menujang terlaksananya proses pembelajaran di Lembaga Pendidikan formal. 

Menurut salah satu mahasiswa yang sedang melakukan PLP, Muhammad Riza (22), mengaku kebijakan pelonggaran untuk sekolah melakukan pembelajaran tatap muka sangatlah baik. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan keaktifan dari para siswa itu sendiri. Karena selama pandemi para siswa kurang aktif dalam pembelajaran daring.

“Pelaksanaan PLP ini dilaksakan secara tatap muka sangatlah baik untuk kami para mahasiswa khususnya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, karena kami dapat mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari guru yang berada pada sekolah tersebut, supaya kami semua siap untuk menjadi penerus tenaga pendidik bagi para siswa,” ujarnya kepada saya, Jumat (22/10/2021).

Rizza menilai bahwa PLP ini juga masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan kurangnya beberapa prasarana di sekolah tersebut. Seperti tidak adanya proyektor dan tidak adanya aliran listrik di beberapa kelas. Tidak adanya aliran listrik di beberapa kelas menyebabkan kelas menjadi sangat panas karena kipas angi tidak bisa menyala dan juga bagi pengajar tidak bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan proyektor atau media pembelajaran yang lain.

Sekolah tersebut menerapkan pergantian shif bagi para siswa, tidak semua siswa masuk di pagi hari tetapi ada yang dibagi untuk masuk pada siang hari. Jelas hal ini sangatlah baik karena sekolah tersebut benar-benar memperhatikan kesehatan para siswanya. Ada hal yang lebih menarik bagi Rizza yaitu dibagian lobby sekolah telah disediakan alat cek suhu tubuh otomatis. Jika suhu siswa, guru, maupun mahasiswa yang melaksanan PLP sangat tinggi maka tempat cek suhu tersebut akan mengeluarkan suara yang mengisyaratkan untuk silahkan kembali ke rumah dan beristirahat.

Ada mahasiswa lain yang saya wawancarai mengenai PLP ini. Ia mengatakan ada hal yang menurutnya kurang baik. Karena selama PLP ia hanya ditugaskan untuk menjaga kelas saja.

“Saya hanya ditugaskan untuk menjaga kelas saja karena guru tidak bisa hadir dan guru tersebut memberikan tugas saja. Kemungkinan guru tidak hadir dikarenakan ada tugas lain atau memang malas untuk mengajar,” tutur Imam Syafii sambil tertawa, Sabtu (23/10/2021).

Sangat disayangkan  jika memang ada guru yang seperti itu. Karena dapat merusak citra guru itu sendiri. Apalagi disaat pandemi seperti ini dan setelah adanya pelonggran untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka seharunya guru semangat untuk datang ke sekolah untuk memberikan materi kepada para siswanya.

Imam Syafii Berfoto Bersama Siswa IX B MA Negeri 1 Kudus, Sabtu (23/10/2021)

Imam juga mengatakan “PLP ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa karena para siswa tentunya sangat antusias dapat kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka dan kembali bertemu dengan teman-teman mereka. Ini merupakan support system yang merupakan memberikan dampak pada semangat para siswa di sekolah karena sesungguhnya sekolah harus dilaksanakan secara langsung bukan melalui media online.”

Para siswa dari masing-masing sekolah juga menyebutkan bahwa dengan pembelajaran tatap muka mereka lebih mudah untuk memahami materi. Sedangkan jika melalui pembelajaran daring mereka hanya mendapatkan tugas dan kurangnya penjelasan dari para guru. Mereka merasa terbantu dengan adanya mahasiswa yang melaksanakan PLP karena mereka menganggap para mahasiswa seperti kakak mereka sendiri. Jadi lebih mudah untuk melakukan komunikasi kadang jika dengan guru mereka merasa takut. Ekstrakurikuler sendiri disaat pandemi ini ditiadakan kecuali pramuka, akrena pramuka sendiri yang bersifat wajib. (ECE)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *