Peran Pidato Direktif dalam Naskah Drama “Cantik Itu Luka” Karya Jessy Segitiga
KUDUS, Kudusnet.Com – 22 Juni 2021 – Drama “Cantik Itu Luka” karya Jessy Segitiga menarik perhatian kritikus dan penonton karena penggunaan tindak pidato direktif yang kuat dalam naskahnya. Drama ini mengangkat tema sosial dan budaya yang disampaikan melalui dialog-dialog yang penuh makna.
“Tindak pidato direktif merupakan bentuk komunikasi di mana pembicara mencoba memengaruhi tindakan pendengar. Dalam “Cantik Itu Luka,” tindak pidato direktif digunakan untuk menunjukkan kekuatan karakter, menggerakkan alur cerita, dan menyoroti konflik yang terjadi antar tokoh.” Ujar Dr. Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd.
Penggunaan tindak pidato direktif dalam naskah ini berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan karakter dan menggambarkan konflik karena dialognya seringkali digunakan untuk menggambarkan karakter yang dominan sehingga dapat menciptakan ketegangan dan konflik yang memperkaya dinamika cerita.
“Cantik Itu Luka tidak hanya menawarkan cerita yang memikat, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan komunikasi dan pengaruh kata-kata dalam membentuk hubungan dan nasib seseorang. Jessy Segitiga dengan cermat merancang dialog-dialog yang bukan hanya sekedar percakapan, tetapi juga sebagai alat untuk menggali lebih dalam makna setiap karakter dan situasi yang dihadapi.” kata Dr. Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd.
Drama ini menjadi contoh cemerlang bagaimana tindak pidato direktif dapat digunakan secara efektif dalam naskah untuk menciptakan pengalaman teater yang mendalam dan berkesan. Melalui karya ini, Jessy Segitiga telah memperlihatkan kemampuannya sebagai penulis naskah yang mampu memanfaatkan setiap unsur komunikasi untuk memperkuat narasi dan emosi dalam cerita.